Minggu, 29 Januari 2017

Seminar Parenting Shafa Islamic Pre School & Kindergarten 2017 Bersama dr. Tri Gunadi

Berawal dari orderan pembuatan brosur, tiba tiba ngerasa perlu deh belajar parenting. Apalagi Ame udah mulai gede, agak agak berasa gimana kadang saat menghadapinya.
Ayah Ame udah sempat ikut kelas parenting di awal tahun ajaran kemarin, dan menurutnya, sangat amat berguna untuk mengingatkan pada fondasi dasar parenting, dan mendapat info info yang sangat up date.

Dan, akhirnya saya memutuskan ikut.
Karena saya, merasa, amat sangat belum pintar menjadi orang tua. 
Saya, perlu belajar.

Pas waktunya, dekat lokasinya, dan terjangkau sekali biayanya.
Alhamdulillah, semua begitu pas buat saya untuk memantapkan diri mengikuti kelas parenting Shafa Islamic Pre School & Kindergarten yang dibawakan oleh Bapak dr. Tri Gunadi, Amd. OT, S.Psi yang merupakan dosen vokasi prodi okupasi terapi Universitas Indonesia. Beliau juga memiliki YAMET (Yayasan Medical Exercise Therapy), yang saat ini sudah mencapai 24 cabang dan masih terus berkembang. 

Ia mendirikan klinik tumbuh kembang YAMET tersebut karena kerap kali menemui pasien yang mengalami kelainan tumbuh kembang namun terkendala oleh biaya yang harus dikeluarkan karena jauhnya jarak tempuh maupun besarnya biaya penanganan di rumah sakit - rumah sakit besar. Atas dasar ingin membantu tersebutlah, dr Tri sangat bersemangat menyebarkan semangat kesadaran para orang tua untuk mengoptimalkan waktu yang dimiliki, terutama pada masa golden periode. Karena pengalaman dan riset membuktikan, penanganan dari awal mempermudah perbaikan. Keterlambatan penanganan, akan membuat efek domino yang lebih rumit diurai.

Lakukan yang terbaik sebelum terlambat.

Karena itulah, di awal seminar ini, bapak dokter yang bikin saya penasaran fitnes dimana ya, badannya ampe seterek gitu, hehehe, mengungkapkan.
"Setiap orang tua WAJIB mengetahui urutan tumbuh kembang seorang anak"

Tumbuh, berdasar pada fisik, Misal, tubuh anak menjadi lebih besar dengan acuan standar yang normal. Tidak terlambat, terlalu kecil, atau terlalu cepat tumbuh besar.

Kembang, artinya naiknya kemampuan kemampuan seorang anak sesuai dengan urutannya.
misalkan seorang bayi, urutan normalnya adalah, merespon dengan mata, gerakan, tengkurap, berbalik, merayap, merangkak, berdiri, berjalan, dan akhirnya berlari.
Saat seorang bayi terhenti perkembangannya hanya bisa tengkurap pada saatnya ia harusnya sudah mampu merangkak, harus segera di waspadai dan dikenali penyebabnya.
Begitu juga bila, ada 1 tahapan yang hilang, atau loncat pun, artinya ada gangguan pada tahapan perkembangan bayi tersebut.

Di titik ini saya pun tersentak, berbeda dengan Ame yang lumayan saya ingat cerita merangkaknya, pada saat Odi, anak saya yang kedua, Odi hanya sebentarrrrrrrr sekali cerita merangkaknya. Di usia 6 - 7 bulan nya ia hanya sesekali merangkak karena.....eyang senang sekali menggendongnya tiap kali melihat Odi merangkak, Soalnya memang, Odi sangat unyu sekali dan keliatan kasian klo dibiarkan merangkak, "Takut cape, udah sini, papa gendong aja!"
Lagian kata papa, saya kecil juga ngga merangkak, malah ngesot aja sebentar lalu tau tau merambat dan jalan. Walah, pantesan, saya susah nulis bagus...eh....heheheh

Begitulah, pentingnya ikut kelas parenting adalah mengingatkan apa yang sebenarnya harus dilakukan, dan yang tidak boleh dilakukan.

"Sadari bahwa melewatkan tahap merangkak justru bisa berdampak buruk di kemudian hari! ”Dampak itu muncul saat anak memasuki usia bangku sekolah dasar. Seperti, anak jadi susah konsentrasi, kurang fokus, tulisan tangannya jelek, gampang jatuh, konvergensi mata kurang bagus, serta koordinasi mata dan tangannya kurang bagus,” ujar dr. Tri Gunadi.

Oh my...oh my....
Saya tahu, apapun yang dilakukan papa mama saya saat dulu pasti karena sayang banget ke saya nya, (and sure, i still love you both, mom, dad...mwah....)
 kaya yang papa sering bilang saat liat Odi merangkak, kasian banget, ntar dengkulnya sakit, udah sini, gendong aja, 
Hanya saja, ternyata, saatnya generasi saya menyadari ada tahapan yang memang harus dilalui, karena keilmuan medis telah menelitinya dengan segala aspek demi tujuan yang lebih tepat.
Itulah pentingnya belajar. Agar tahu mana yang lebih benar.

Tapi, setiap masalah selalu lengkap dengan solusi nya.

Iya, gimana dengan Odi yang udah besar dan telanjur melewatkan fase merangkak? ternyata, anak bisa dilatih untuk kembali melakukan kegiatan merangkak setiap hari selama 3-6 bulan. Kondisikan sebagai bermain, seperti 2 hari ini saya lakukan, main embek embek an. 

Begitulah, fase yang normalnya harus dilakukan hanya 1 - 2 bulan, karena ter skip, harus dilatih selama 3 sampai 6 bulan. 2 hari ini lumayan, odi seneng jadi embek yang bunda nya kejar kejar, walau itu artinya bunda agak ngos ngos an karena Odi nya gesit benerrrrr.

Iya, mungkin itu salah satu alasan kenapa Odi jauuuuuuuuh lebih aktif dari Ame dan kurang mudah duduk diam. Ada tahapan yang kurang optimal ia lalui. Hiks, maapkan bunda, nak..... Bunda salah kira, bunda pikir justru karena Odi keren banget udah bisa merambat sana sini ngga perlu merangkak pegel, taunya malah ngga bagus ya nak...
Itulah pentingnya belajar, jadi tau mana yang benar..
hiks, peluk odi....peyuuuuuk....embeeeek...main jadi embek lagi yaaaaa....

Untuk para orang tua lainnya, optimalkan waktu agar tetap memastikan perkembangan bayi anda berjalan dengan normal ya. Dan yang baru ngeh, kaya saya, ayo, kita perbaiki. Mulai saat ini. Semangaaat!

---------------------------------------------------------

Baru sedikit aja bahasan dari pak dr.Tri udah jadi ilmu buat saya. Alhamdulillah, diingatkan. Lanjut, ya ?
Lalu dr. Tri membahas tentang kajian utama seminar parenting ini, yaitu mengoptimalkan tentang pembentukan MORAL dan KARAKTER.
Yup, harusnya begitu,
Moral dulu yang dibangun, karena dengan moral yang baik insyaAllah karakter baik akan lebih mudah terbentuk.

Tanpa mengecilkan para ibu yang memacu anak anak belajar membaca dan berhitung sedini mungkin, dr Tri mengingatkan, kebaikan dan fondasi dasar manusia adalah moral, dan karakter.
Untuk hitungan dan ilmu lainnya akan lebih mudah dipelajari bila sang anak memiliki moral dan karakter yang baik.

Anak yang bermoral baik akan mudah berterimakasih pada ilmu yang diberikan, dan karakternya akan mendukungnya untuk bersemangat mempelajari ilmu ilmu yang ada.
Kurang lebih seperti itu kaitannya.

-----------------------------------------------------------------
Up date 31.01.2017
Ngomongin soal MORAL dan KARAKTER, ternyata ada fakta yang bikin saya nyengir.
Kebiasaan kebiasaan ibu saat hamil mempengaruhi janin! Yup, perkembangan kecerdasan anak memang sangat bisa dimulai sejak masa kandungan.
Begitupun dengan perilaku dan kebiasaan sang ibu saat mengandung, mampu mempengaruhi perilaku sang anak kelak.

Tetiba saya teringat saat hamil Ame dulu, saat saya mulai belajar corel dengan ngotot nya. Mungkin itu kali ya yang bikin Ame dengan santai gambar gambar di laptop walau ngga ada yang maksain.
Dan betapa miripnya Odi sama Almarhumah mama saya, (sampai tanggal lahirnya pun hanya beda 1 hari!), mungkin selain karena DNA, juga karena saat hamil Odi, saya sedang berusaha untuk tegar ketika mama pergi.
Walahualam.
Tapi melihat lincahnya Odi, bisa jadi juga karena saya sering menghibur diri dengan lagu lagu riang, dari lagu lagu islami anak, sampai band korea, hehehehe.

Begitu pula tentang muratal yang saya dengar, mungkin ada efeknya. Karena saat hamil Ame, Surat At Taha yang paling sering saya dengar. Ame tumbuh jadi pribadi yang tenang dan cenderung kalem. Saat Odi, karena masih agak ngarep punya anak laki laki, seringnya denger surat Yusuf, apa mungkin itu yang bikin Odi jadi luincah dan ganteng buat ukuran anak perempuan? Hehehee....yang tidak setuju, anggaplah saya sedang berteori konspirasi cocoklogi, hihihi

Tapi, asli, kata dr.Tri Gunadi, perilaku sang ibu ketika hamil, sangat mempengaruhi janin dan perilaku sang anak kemudian,
Itulah alasan kenapa ibu hamil DILARANG stress dan menjaga asupan gizi nutrisi.

Stress yang berkepanjangan pada seorang ibu hamil dapat menyebabkan :

Bayi akan lebih mudah alergi (bila bukan  karena faktor turunan)
Odi, lebih rentan sama udang ketimbang Ame. Bisa jadi karena saya memang dalam kondisi tak prima pasca kehilangan mama saya, huff.....
Tapi untunglah makin ke sini, Odi keliatannya makin tahan sama seafood, semoga.

Selanjutnya adalah pengaruh stress terhadap perkembangan janin bukan 1 atau 2 contoh kasus tentang ini, stress menyebabkan kekebalan tubuh ibu dan janin menurun. Keadaan yang makin buruk menyebabkan kondisi fatal bagi janin. Bisa berupa gangguan perkembangan organ - organ, gangguan tulang belakang janin, autisma, hingga yang terfatal, keguguran.

Itulah alasan kenapa sebuah kehamilan memang harus dipersiapkan, Bahkan kehamilan yang memang di rencanakan pun kadang menemui hambatan.

Iya, saat Odi, saya dan kang mas sudah merencanakannya sejak 2 tahun sebelumnya, saat tahu hamil, alhamdulillah banget makanya. Hanya saja, bencana datang memang tak terduga.

Begitulah, pak dr, Tri berujar, kembalikan pada keiklasan menjalani masa kehamilan dengan tenang dan bersyukur, agar janin bisa kembali tumbuh dengan baik.

Yap! Setuju, rasa ikhlas memang obatnya.
Memang hamil saja udah ngga gampang. Perubahanhormon, perubahan fisik, rasa mual, perut tegang dan lainnya...tambah lagi cobaan di luar sana, memang tak mudah, karena nikmat dunia akhirat hadiahnya.
Kalau mudah, mungkin namanya lomba 17an, kipas angin hadiahnya.
Eh...heheheh....

Jadi, untuk para mami hamil atau yang sedang mempersiapkan kehamilan, sering sering istighfar dan mengingatkan diri untuk lebih ikhlas menjauhi stress, demi kita dan sang buah hati
^_^

Kebiasaan dan kegiatan positif pun perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan saat kehamilan.
Karena ini akan mempengaruhi janin secara positif juga.
Sering kan kita dengar ada komposer cilik yang hadir di keluarga pemusik, yang ibu nya pun sering memainkan musik di kala mengandung?
Atau para bocah penghafal quran yang lahir dari ibu penghafal Quran ?
Buah jatuh tak jauh dari pohonnya berlaku juga untuk kondisi ini, Optimalkan masa kandungan dengan menjada mental dan karakter positif pada ibu hamil, agar mudah membentuk moral dan karakter yang baik pada sang anak kelak.

Ya, Orangtua diharapkan menjadi tokoh utama dalam pengasuhan. Karena berperan penting sejak janin terbentuk dan dilahirkan.

Orang tua diharapkan memberikan kebutuhan dasar anak yang terangkum sebagai 3A sebagai faktor penting dalam tumbuh kembang anak.
Asuh
Asih
Asah.

Asuh, adalah kebutuhan biomedisnya anak.
Menyangkut asupan gizi anak selama dalam kandungan dan  sesudahnya, kebutuhan akan tempat tinggal, pakaian yang layak dan aman, perawatan kesehatan dini berupa imunisasi dan intervensi dini akan timbulnya gejala penyakit.

"Fisis biomedis atau ‘ASUH' yang meliputi nutrisi dengan gizi seimbang, perawatan kesehatan dasar, sandang, pangan, dan papan, dan sebagainya," kata Dr. Tri "Dan tidak boleh digantikan oleh SUSU saja! Susu formula itu tidak harus ya!"
Wah....

Saat komposisi makanan sudah seimbang, asupan susu bisa berupa susu murni atau susu kedelai sebagai pelengkapnya.
Susu adalah pelengkap, jadi tidak boleh dijadikan yang utama.

Seimbang artinya sesuai porsinya, tidak kurang dan tidak lebih. Setiap tahapan ada faktor standardnya. Jadi ketika anak makan terlalu lahap atau malah terlalu kurang, itu adalah sebuah kendala tumbuh kembang yang harus segera di tangani.

Saat dr Tri mendapat pasien anak yang sulit sekali makan, maka di cek dulu kegiatan hariannya, asupan gizinya.
Apakah ia kebanyakan minum susu yang menyebabkannya sudah terlanjur kenyang tanpa makan ?
 ( ini kondisi ame sekitar 2 tahun lalu, alhamdulillah sudah makin teratasi)
Pemberian makannya teraturkah ? Bangun dan tidurnya teraturkah ? Geraknya banyak kah ?
Keteraturan pemberian makan, bangun dan tidur akan membentuk jam biologis yang lebih baik, bahkan pada bayi. Begitu juga dengan geraknya, kalau geraknya banyak, maka energinya akan lebih terkuras dan secara alami akan membunyikan alarm lapar pada tubuhnya.
begitu kurang lebih singkat penjelasannya, masuk akal kan ya ?
Beberapa ibu di samping dan depan saya bergumam
"Oh, pantesaaaan....."
^_^

jadi, yang punya anak katanya susah makan, coba di cek ya kondisi kondisi di atas, perbaiki dan semoga menemukan solusi.
-------------------------------------------------------

Lanjut nanti ya, ^_^
ini mah baru 20 menit awal aja kayaknya, hehehehe..masih ada 70 menit penuh manfaat dari seminar kemarin, alhamdulillah bisa ikutan.
Dan iya, ngerasa kurang.
Smoga, masih ada kesempatan lain untuk belajar lagi.

see u