Senin, 08 Mei 2017

Naik - Naik ke Gunung Pancar, Sentul - Bogor.

Survey lokasi wisata buat group tour membawa kami sekeluarga ke Gunung Pancar. Salah satu lokasi wana wisata yang disarankan untuk kisaran tak jauh dari Jakarta dengan nuansa yang berbeda.

Lokasi nya 96 km dari Karawang, kota temoat saya berdomisili sekarang.
Dengan jarak tempuh sekitar 2 jam 45 menit berkendara melalui tol.

Baiklah, mari kita ke sana.

Exit tol Sentul Selatan, di suguhi keriuhan Sentul di waktu weekend. Menunda rasa lapar karena melihat parkiran di Ah Poong mengular. Kami lanjut langsung ke area Gunung Pancar.

Hanya sekitar 30 menit berkendara santai dari area SICC,  atau sekitar 15 menitan dari Jungleland, kami bertemu pintu gerbang area wana wisata ini.

Perjalanan menyenangkan karena walau jalannya sempit, tapi tak ada kendala, dan di suguhi pemandangan indah.

Beberapa villa menuju sana tertulis di sewakan, sempat kami tanya, kisarannya 500 ribu sampai 3 juta rupiah permalam.

Di pintu gerbang, kami membeli tiket untuk 4 orang dan 1 mobil (saya ngga tau gimana ngitungnya, hehehe..)
Seharga 30 ribu.

Aslinya, dari web, setahu saya, harganya adalah sebagai berikut :
Hari Kerja

Rp 5000 / Orang

Rp 10.000 / Mobil

Rp 5000 / Motor

Rp 100.000 / Warga Negara Asing


Hari Libur Akhir Pekan / Libur Nasional

Rp 7500 / Orang

Rp 15.000 / Mobil

Rp 7.500 / Motor

Rp 150.000 / Warga Negara Asing


Penyewaan Lahan ( Belum Termasuk Ground / Lahan )

Biaya Per orang ( 1 Hari )                  Rp 25.000 / Orang

Biaya Per orang ( 2 Hari 1 Malam ) Rp 35.000 / Orang

Biaya Per orang ( 3 Hari 2 Malam ) Rp 45.000 / Orang


Lahan / Camping Ground ( Dihitung per hari atau per malam )

Bukit Batu Gede   : Rp 3.700.000 / Malam

Bukit Batu Hijau  : Rp 3.500.000 / Malam

Lembah Hijau       : Rp 2.500.000 / Malam

Lembah Pakis       : Rp 2.500.000 / Malam


Prewedding : Rp 750.000 / Sesi ( Belum termasuk tiket masuk )

Buku Tahunan Sekolah : Rp 1.500.000 / Sesi ( Belum termasuk tiket masuk )


Catatan :

Menurut info, memungut biaya resmi diatas adalah dari pihak Kehutanan.

Segala pengaturan mengenai biaya tiket masuk sepenuhnya tanggung jawab pihak Kehutanan. Pihak pengelola dan penyelenggara acara tidak ikut andil di dalam proses tiket.

Pengelola akan menegur atau menghentikan acara yang dianggap mengganggu atau di luar ijin.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Perjalanan dilanjutkan dengan berkendara. Jalanannya cukup bagus, tapi harus tetap hati hati karena banyak turunan dan tanjakan serta belokan tajam.

Sekejap dari pintu masuk, mata kami dimanjakan dengan lebatnya hutan pinus yang bikin saya inget film Twilight. Batu batu besar yang banyak banget muncul di instagram kekinian juga mendukung suasana ramah alam. Memanjakan pandangan.

Ya, namanya juga Bogor, kota hujan, ngga lama kami melaju, tiba tiba gerimis datang lalu berganti menjadi hujan lebat. Jarak pandang semakin pendek. Akhirnya kami memutuskan kembali turun. Dan malah berhenti di sebuah warung di seberang warung nasi Abah.

Warung kayu ini milik seorang ibu muda yang menjaganya bersama dengan dua anaknya, yang bayi bernama Ramdan. Yang langsung akrab bermain bersama Odi.

Terlanjur berhenti dan perut lapar, di kala hujan, tentu harus makan!

Menu makanan berat di warung ini berupa mie rebus atau goreng dengan telur. Kang mas memesan rasa mie ayam bawang dengan telur dan 5 cabe rawit. Saya rasa soto dan Ame Odi rasa kari ayam. Dengan telur juga.

Saya membiasakan diri bertanya harga sebelum memesan, karena beberapa blog bilang ada aja pedagang nakal di area wisata seperti ini yang bikin penulis blog itu kesal karena harus membayar segelas kopi instant seharga 25 ribu dan 50 ribu untuk 2 porsi mie rebus telur.

Untunglah di warung ini, semua harganya masuk akal.

Mie rebus/ goreng dengan telur Rp 10 ribu per porsi
Tambahan cabe rawit iris agar lebih nikmat. Menikmati mie instant seperti di iklan iklan, bersama keluarga, di alam terbuka, di kala hujan. Baiklah, saya korban iklan, hehhe...


Warung ini lokasinya agak di atas, jadi pemandangannya juga lebih terlihat nyaman di ketinggian ini.
Ada bale - bale yang nyaman untuk beristirahat, atau mungkin untuk rebahan.
Kalau buat kami, ya memang buat makan ala lesehan, bersama, meski sederhana, tapi menyenangkan.




Sambil makan, mulai deh di promoin ke Ame tentang kemping. Kerennya berkemping, bobo di hutan, deket banget sama alam. Bertenda, lalu bisa outbond, dll. Udah di promoin sekeren mungkin, Ame nya cuma bilang
"Ya udah ntar liat dulu aja..."

Akhirnya cek beberapa spot glamping deket jalan, liat sini, liat sana. Tenda tendanya bagus, terawat, dan memang udah siap pake banget, ngga perlu ribet deh kalo mau kemping di sini. Ada fasilitas toiletnya juga. ngga gitu jauh dari tenda. Spotnya emang ngga gitu jauh dari jalan, tapi tetep kena banget kok suasana alamnya.


Di Gunung Pancar ini banyak banget spot yang instagramable. Ada batu besar yang di "hujani" sinar matahari dari sela sela pohon pinus. Entah kenapa bikin saya inget ama adegan di twillight yang Edward nya keliatan berkilau pas kena cahaya, tapi sayang, banyakan pose nya gaya alay, namanya juga seru seruan kali ya hahaha...

Atau mau seru seruan ama temen temen pake hammock bertingkat, walau ngeliat yang paling atas naeknya agak was was, tapi pas pose justru keliatan paling cool ya,...yup, no pain no gain, demi poto keren emang boleh banget deh, nyobain kaya gini.


Saya juga membawa Ame ke lokasi pemandian air panas untuk keluarga nya. Yang satu lokasi dengan pengindapan dan restoran.  Untuk masuk ke lokasi ini, yap, bayar lagi. Baik tamu maupun parkirnya.

Pemandiannya berupa kolam rendam, dengan kedalaman sedengkul dewasa. Saat ke sana, hanya ada 1 keluarga sedang berendam dengan 2 anak balita nya. Iya, antar kolam emang keliatan, tidak tertutup jadi berendamnya ya pakai baju lengkap aja. Agak kurang nyaman buat saya, hehehe.

Ternyata tiket masuk tadi tidak sama dengan tiket berendam, karena untuk menggunakan kolam ini di kenakan biaya lagi Rp 100 ribu perkolam.

Kalau yang ngga mau bayar lagi juga bisa, ada kaya kolam renang, agak berjalan lagi ke bawah, Ada kolam pisah, laki laki dan perempuan, Ada juga kolam campur yang sedalam dada, ngga terlalu besar, tapi sangat cukup untuk terapi air hangat,

Ini bukan kolam air panas berbelerang ya. Jadi ngga berbau khas seperti di beberapa kolam air panas yang pernah saya coba sebelumnya. Ada tulisan mineral kolam ini berjumlah 100.8 dengan kadar calsium 70.3. Ngga tau dalam satuan apa.

Oh iya, dianjurkan, berendam minimal 20 menit dan maksimal 30 menit untuk terapi rendam, Konon ampuh mengatasi masalah sendi, reumatik encok atau penyakit kulit misalnya.
Sayangnya lagi lagi kondisi nya kurang terawat.

Besar harap banget, pemerintah bisa bener bener mengelola Gunung Pancar dengan baik, karena saat ini, mirip ama gadis desa cantik yang dipaksakan ketemu dunia luar. Akhirnya banyak yang manfaatin tanpa seharusnya, Pungli nya lumayan, beberapa spot bagus malah ngga terjaga kebersihannya,

Semoga sih makin banyak yang sadar, tempat apapun yang dikunjungi, nikmati keindahannya, dan DIJAGA.

Cara simple nya ya buang sampah pada tempatnya.

Lokasi Gunung Pancar yang relatif dekat, dan akses yang menyenangkan untuk dijangkau, semoga akan terus terjaga dan di tingkatkan kenyamanannya. Gunung Pancar ini, menurut saya, layak menjadi destinasi wisata alam yang harus di promosikan dengan baik, begitu juga, pengelolaannya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar